KUMPULAN PUISI KEHIDUPAN

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kumpulan gambar Kata kata Sedih Dan Romantis

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kata Kata CinTa Buat SanG MantaN

kurindukan malam-malamku saat kau mengajakku ke dalam indah taman mimpi yg kau rajut dengan tulus kasihmu..

Salahkah Aku Mencintai Nya

Tuhan... Salahkah aku mencintai nya Rasa CiNta yg Begitu besar Pdanya Membuat aku merasa bahagia.

Cinta kita telah berakhir

Cerita cinta kita telah berakhir Tak ada lagi kisah yg tertulis Dalam lembaran diary Kini kosong tanpa coretan pena.

Kata Kata CinTa Buat SanG MantaN

kurindukan malam-malamku saat kau
mengajakku ke dalam indah taman mimpi yg
kau rajut dengan tulus kasihmu.

antara sedih seneng jngkl muak cinta benci
skit hati rindu kangen....bedany teramat
sangat tipis bgiku.

Tetesan embun pagi menyejukan raga namun
satu tetes cinta yg kau beri mampu sejukan nurani.

Kalau cinta mampu berbicara mungkin salam
rindu yg aku beri mampu kau pahami butirnya.

Sesering apapun aku bilang mau move on,
semakin susah juga aku ngelakuinnya...

aku menasehatimu bukan karena aku pintar ,
tapi karena aku pernah mengalaminya.

CINTA itu hanya AKU dan KAMU tidak ada
DIA baru akan menjadi KITA.

Terkadang kesulitan itu mengantarkan pada
hasil yg lebih baik dari apa yg kamu bayangkan Dalam hidup ini,
lakukkanlah apa yang kamu
anggap baik dan kamu cintai.

Selamat Pagi, selamat berhari minggu.

Mangfaatkanlah waktumu sebaik mungkin..

yang namanya ngelupain itu ngga pernah
gampang, apalagi ngelupain yang masih
disayang..

Gak selamanya yg kita harapkan itu indah..

cintailah aku setulus hatimu.
mencintaimu tak pernah kusesali, mski ku
jatuh berkali-kali kau ttp yg ku nanti..

jangan marah ketika aku salah, rangkul aku
agar aku bisa memperbaikinya sayang..

Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku tak
pernah selesai mendoakan keselamatanmu..

saat kamu ingin bertahan, aku mau menjadi
salah satu tempatmu untuk berpegangan..

Semoga apa yg aku berikan kepada mu, bisa
kamu terima dgn senang hati
sekuat apapun kau mencintaiku jika kau
masih mengingat dia lebih baik lepaskan
sajalah aku..

Ak hny brhrap km menyimpanku dlm bgian
hatimu yg pling dlm tuk slamany wlau kita
tak lg brsma...

Tak perlu kata-kata manis, perhatian kamu
saja sudah cukup menegaskan bahwa kamu
cinta aku..

saat kamu ingin bertahan, aku mau menjadi
salah satu tempatmu untuk berpegangan..

jangan prnah tangisi kepergianku untuk
slamanya..

Aku mencintaimu sepenuh hati, jika kau
ingin pergi. bawalah semua kenangan dan
luka ini..

Satu senyuman bisa mengubah keraguan
menjadi harapan..

Aku ingin menjadi alasan kenapa kamu
tersenyum, aku ingin menjadi motivasi
kamu, aku ingin menjadi seseorang yang
kamu pertahankan..

Jujur itu lebih baik walau kejujuranmu itu
mengungkap kenyataan yang menyakitkan...

dan selalu gue nyianyiain orang yang sayang
sama gue...

Ngejauh darimu membuat hati ini sesak..

tetap dekat denganmu itu semua malah
semakin membuat sakit dihatimu..

Kenanglah kenang, rindu yg mati karna terus
ditangisi, dimana ada cinta yg kentara wahai
kisah merah delima ku ..

Cinta cinta cinta pada dirimu.. Rindu rindu
rindu pada senyummu..

Sebesar apapun Rasa Cinta, Sayang & Rindu
ada waktunya akan sirna bila 1 pihak mulai
tak mempedulikan tentang rasa itu.
jgn syg sangat, jgn cinta sangat, jgn rindu
sangat, bila dah sakit hati nanti baru tahu
sakit amat sangat2..

Buah betik di luar pagar, Ambil galah tolong
jolokkan, Gua baru nak belajar bercinta,
Kalau salah tolong tunjukkan..

Dalam dingin angin yg membeku, hatiku
masih menanti mu. Usah ditanya mengapa
begitu, kerna takdir ku cinta padamu..

Kau nak itu ini, dia rindu, sayang dan cinta
dah bagi semua. Kau pulak kuat melayan, tak
hargai dia. Siapa bodoh? Kaulah
Seandainya cinta masih ad,seandainya rindu
masih setia,izinkn la ku kembali menghias
hidup mu:)
cerobong rindu kini tak lagi memberikan
kehangatan hanya menyisakan abu-abu
pembakaran rasa cinta.
Duhai angin...bawalah rinduku
pergi...terbang jauh menembus awan
kelabu..sampaikanlah..aku merindumu!
Ngapain berusaha bersama klo sudah ga
sehati,,,yg trcipta hanyalh mnyakiti...

Kabou Ma Ntoi

PACUAN KUDA ( PACOA JARA )

Pacuan Kuda atau dalam bahasa Bima disebut
“Pacoa Jara” tampaknya makin marak di Bima.
Paling tidak pacuan kuda diselenggarakan 2 kali
setahun, yaitu pada hari-hari besar seperti
Hari Proklamasi (Agustus) dan Hari Pemuda
(Oktober). Pacuan kuda ini dilaksanakan dalam
bentuk kejuaraan, bahkan melibatkan juga
peserta dari daerah lain, Dompu, Sumbawa,
hingga dari Lombok. Yang menarik, hadiah bagi
jawara pacuan kuda ini tidak sedikit, sehingga
banyak peminatnya. Hadiah pertama antara
lain sebuah sepeda motor + sepasang anak sapi
+ hadiah lainnya. Setiap peserta membayar
biaya pendaftaran sebesar Rp 150.000,- Jika
ternyata kalah dan keluar, peserta yang
penasaran bisa mendaftar lagi. Nah, untuk satu
periode pacuan, jumlah pendaftar ini bisa
mencapai 800 hingga 1000 peserta! Selain di
Panda, arena pacuan ada juga di kota Bima dan
di sila

NTUMBU ( ADU KEPALA )
Salah satu budaya bima yang masih bertahan
dan terus dikembnangkan adalah adu kepala.
Buaya dan sekalugus keseniaan ini berlokasi di
Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Tradisi yang
sudah berumur sama dengan keberadaan
daerah bima ini tidak sembarang orang dapat
memainkannya. Hal ini karena perlu dipelajari
secara serius dan mendalam melalui seorang
guru. Sehingga tidak heran, hanya terdiri dari
beberapa orang saja yang mampu memerankan
tradisi tersebut. Belum lama ini digelar budaya
adu kepala di halaman Kantor Bupati Bima dan
mendapat prehatian luas dari masyarakat,
termasuk turis manca negara...

KALEMBO MENA ADE...

Adat bima

TEMBE MUNA
Tenun Ikat Bima pernah dikenakan oleh
Kepala-Kepala Negara pada Pertemuan APEC di
Bali beberapa Tahun Lalu. Termasuk dikenakan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
saat menyampaikan Visi Misinya sebagai Calon
Presiden di hadapan Anggota KADIN pada
Pemilu Pilpres Tahun 2009. Hal ini tentunya
menjadi sebuah kebanggan bahwa daerah kecil
di ujung timur NTB ini memiliki segudang
potensi alam dan budaya yang perlu
dikembangkan.
Secara umum busana atau pakaian adat Bima
hampir sama dengan Sulawesi Selatan. Hal itu
diperkuat dengan ikatan sejarah bahwa Bima
dengan Makasar, Gowa, Bone dan Tallo itu
memiliki hubungan dan ikatan kekeluargaan
serta kekerabatan. Proses pembauran dan
asimilasi budaya itu telah berlangsung lama
dan mempengaruhi juga cara berbusana dan
motif busana yang dikenakan. Meskipun ada
beberapa perbedaan antara busana adat Bima
dengan Sulawesi Selatan.
Warna yang menonjol dalam pakaian adat Bima
antara lain hitam, biru tua, coklat, merah dan
kemerah-merahan serta putih. Untuk pakaian
wanita memakai kain sarung kotak-kotak yang
dikenal dengan sebutan Tembe Lombo.
Disamping pakaian sehari-hari pakaian adat
juga diatur oleh pihak Kesultanan. Yang diatur
oleh Majelis Adat yang disebut KANI SARA.
Prosedur dan Tata Cara pemakaiannya pun
telah diatur dalam ketetapan Hadat.
Menurut Muslimin Hamzah ada empat
golongan pakaian adat sehari-hari masyarakat
Bima. Pertama, pakaian yang digunakan secara
umum sebagai pakaian harian atau pakaian
untuk acara resmi. Kedua, pakaian Dinas Para
Pejabat Kesultanan. Ketiga, Pakaian Pengantin,
baik yang dipakai oleh golongan bangsawan,
golongan menengah, maupun golongan
masyarakat umum termasuk pakaian untuk
khitanan. Keempat, Pakaian Penari.
Dalam kehidupan sehari-hari orang Bima
mempunyai pakaian sendiri. Khusus untuk
wanita meliputi Baju Poro. Baju ini terbuat
dari kain yang agak tipis tetapi tidak tembus
pandang. Umumnya berwarna biru tua, hitam,
coklat tua dan ungu. Bagi gadis-gadis Bima
biasanya memakai warna ungu atau coklat tua.
Para wanita pun memakai aneka perhiasan
seperti gelang, anting dan lain-lain. Namun
terlarang untuk memakai secara berlebihan.
Kaum Pria mempunyai pakaian sehari-hari yang
khas. Yang lazim adalah Sambolo atau Ikat
Kepala. Umumnya bercorak kotak-kotak dan
dihiasi tenunan benang perak/emas. Terkadang
lelaki memakai baju kemeja atau baju lengan
pendek atau jas tutup dengan warna putih atau
hitam atau warna cerah lainnya. Untuk sarung
biasanya memakai sarung pelekat yang dikenal
dengan nama Tembe Kota Bali Mpida yang
bercorak Kotak-kotak atau memaki Tembe
Nggoli yang pemakaiannya agak panjang atau
terjurai pada bagian depannya.
Untuk hiasan kaum pria memakai Salampe,
sejenis dodot yang dililitkan dipinggang.
Biasanya salampe berwarna dasar kuning,
merah, hijau dan putih. Bagi orang dewasa
biasanya menyelipkan pisau pada lilitan
Salampe. Letaknya agak ke kiri pusar,
sedangkan hulunya agak terjurai ke kanan.
Pakaian dan busana adat Bima sangat banyak.
Ini adalah kekayaan dan kearifan masa silam
yang seharusnya dipertahankan dari terpaan
arus globalisasi saat ini. Hanya beberapa saja
yang masih dapat dilihat dan diperagakan
hingga saat ini. Perlu ada upaya serius untuk
melestarikan dengan berbagai kebijakan
Pemerintah Daerah agar pakaian adapt ini tidak
punah ditelan arus zaman. Perlu ad aide kreatif
untuk mempertahankannya misalanya dengan
menggelar Show Busana Adat Bima atau
menetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
pelestarian Pakaian Adat Bima. (Sumber
Ensiklopedia Bima, Muslimin Hamzah)
Category: Budaya Bima | Leave a Comment
Rimpu Author: nhyae Aug 11
1
Budaya Rimpu Mbojo di persimpangan
Jaman
Posted Filed under Blogger Contest
Tak kala saya
masih kecil dan hidup di sebuah pedesaan di
kabupaten bima tepat nya di kecematan BELO
(desa tonggorisa) saya sangat senang sekali
dengan keadaan desa yang begitu damai
tentram dan sejahtera. Hampir setiap hari saya
jarang sekali melihat muka para kaum hawa
(bukannya saya buta) dan tidak ada bagian
tubuhnya yang seksi kelihatan sama sekali ini
semua dikarenakan mereka memakai cadar ala
ninja atau kalau orang BIMA bilang Rimpu
mbojo (sarung yang dipakai persis ninja) dan
saya sangat senang sekali melihat hal ini semua
dan ini sudah menjadi budaya bima karena
kemana-mana mereka selalu memakainya.
Namun setelah saya dan keluarga pindah ke
KOTA BIMA saya pun masih melihat kaum hawa
yang memakai RIMPU.(kalau teman yang belum
tahu bima sedikit saya kasih tahu kalau bima
itu merupaka daerah yang ada di Pulau
sumbawa dan masuk Kedalam Propinsi NTB)
Namun perjalanan Roda Jaman memang terlalu
cepat berputar pengaruh modernisasi dan
trend masa kini telah melanda daerah ku
tercinta (BIMA) ini terlihat dari corak dan
mode yang di pakai kaum hawa saat ini..saya
seperti melihat suatu pemandangan yang luar
biasa berubahnya karena di kota ini kaum
hawa kelihatan seperti manusia yang tidak
memakai baju karena liuk-liuk tubuhnya yang
seksi kelihatan sangat jelas dan tentu saja ini
bisa menimbulkan birahi kaum adam apalgi
bagi si lelaki buaya ini merupakan lahan yang
basah untuk di pelototi. Ini semua adalah
korban dari keganasan jaman yang makin
moderen dan dibarengi dengan si Pelaku yang
tidak mau menyaring serta mengklarifikasi dulu
apa ini baik atau tidak apa ini bertentangan
dengan budaya atau tidak dan lebih dengan
ketentuan agama. Namun ini semua telah
terjadi dan budaya RIMPU tinggalah kenangan
saja karena kaum hawa sekarang ini tidak lagi
begitu mau mengikuti saran dan kata-kata
orang tua kalau dilarang pasti di jawabnya
seperti ini “ini kan jaman moderen kalau pakai
rimpu tidak gaul gitu” (kata ini pernah saya
dengar karena yang bilang masih kerabat jauh
saya!!! Tapi alhamdulillah sekarang walaupun
tidak memakai rimpu dia mengganti dengan
Jilbaber) inilah salah satu contoh yang bisa
menyebabkan budaya itu runtuh karena anak
cucu tidak mau mengikuti saran-saran dari
orang tua atau dewasa..dan lebih kejamnya lagi
karena pengaruh modernisasi bukan saja
melanda kota yang baru saya tempati tapi udah
merembes ke desa yang pernah saya tinggal
dulu dan didesa hanya sebagian kaum hawa aja
yang masih bertahan untuk memakai rimpu
tersebut yaitu hanya ibu-ibu dan nenek-nenek
saja. Melihat dari fenoma ini pengaruh
modernisasi itu bisa masuk lewat:
1.Orang bule yang suka jalan pakai baju dalam
aja
2.Karena kebanyakan nonton sinetron anak
muda atau ABG
3.Karena tidak mau di bilang ketinggalan jaman
4.DLL
Semoga ada para kaum hawa dari daerah saya
yang nyasar ke blog ini dan membaca tulisan
ini dan merenungi kembali akan budaya RIMPU
yang hamper punah ini…

semoga Artikel yg sya Post ini bisa bermanfaat buat Agan smua..

kalembo mena ade...!!!

Adat bima

TEMBE MUNA
Tenun Ikat Bima pernah dikenakan oleh
Kepala-Kepala Negara pada Pertemuan APEC di
Bali beberapa Tahun Lalu. Termasuk dikenakan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
saat menyampaikan Visi Misinya sebagai Calon
Presiden di hadapan Anggota KADIN pada
Pemilu Pilpres Tahun 2009. Hal ini tentunya
menjadi sebuah kebanggan bahwa daerah kecil
di ujung timur NTB ini memiliki segudang
potensi alam dan budaya yang perlu
dikembangkan.
Secara umum busana atau pakaian adat Bima
hampir sama dengan Sulawesi Selatan. Hal itu
diperkuat dengan ikatan sejarah bahwa Bima
dengan Makasar, Gowa, Bone dan Tallo itu
memiliki hubungan dan ikatan kekeluargaan
serta kekerabatan. Proses pembauran dan
asimilasi budaya itu telah berlangsung lama
dan mempengaruhi juga cara berbusana dan
motif busana yang dikenakan. Meskipun ada
beberapa perbedaan antara busana adat Bima
dengan Sulawesi Selatan.
Warna yang menonjol dalam pakaian adat Bima
antara lain hitam, biru tua, coklat, merah dan
kemerah-merahan serta putih. Untuk pakaian
wanita memakai kain sarung kotak-kotak yang
dikenal dengan sebutan Tembe Lombo.
Disamping pakaian sehari-hari pakaian adat
juga diatur oleh pihak Kesultanan. Yang diatur
oleh Majelis Adat yang disebut KANI SARA.
Prosedur dan Tata Cara pemakaiannya pun
telah diatur dalam ketetapan Hadat.
Menurut Muslimin Hamzah ada empat
golongan pakaian adat sehari-hari masyarakat
Bima. Pertama, pakaian yang digunakan secara
umum sebagai pakaian harian atau pakaian
untuk acara resmi. Kedua, pakaian Dinas Para
Pejabat Kesultanan. Ketiga, Pakaian Pengantin,
baik yang dipakai oleh golongan bangsawan,
golongan menengah, maupun golongan
masyarakat umum termasuk pakaian untuk
khitanan. Keempat, Pakaian Penari.
Dalam kehidupan sehari-hari orang Bima
mempunyai pakaian sendiri. Khusus untuk
wanita meliputi Baju Poro. Baju ini terbuat
dari kain yang agak tipis tetapi tidak tembus
pandang. Umumnya berwarna biru tua, hitam,
coklat tua dan ungu. Bagi gadis-gadis Bima
biasanya memakai warna ungu atau coklat tua.
Para wanita pun memakai aneka perhiasan
seperti gelang, anting dan lain-lain. Namun
terlarang untuk memakai secara berlebihan.
Kaum Pria mempunyai pakaian sehari-hari yang
khas. Yang lazim adalah Sambolo atau Ikat
Kepala. Umumnya bercorak kotak-kotak dan
dihiasi tenunan benang perak/emas. Terkadang
lelaki memakai baju kemeja atau baju lengan
pendek atau jas tutup dengan warna putih atau
hitam atau warna cerah lainnya. Untuk sarung
biasanya memakai sarung pelekat yang dikenal
dengan nama Tembe Kota Bali Mpida yang
bercorak Kotak-kotak atau memaki Tembe
Nggoli yang pemakaiannya agak panjang atau
terjurai pada bagian depannya.
Untuk hiasan kaum pria memakai Salampe,
sejenis dodot yang dililitkan dipinggang.
Biasanya salampe berwarna dasar kuning,
merah, hijau dan putih. Bagi orang dewasa
biasanya menyelipkan pisau pada lilitan
Salampe. Letaknya agak ke kiri pusar,
sedangkan hulunya agak terjurai ke kanan.
Pakaian dan busana adat Bima sangat banyak.
Ini adalah kekayaan dan kearifan masa silam
yang seharusnya dipertahankan dari terpaan
arus globalisasi saat ini. Hanya beberapa saja
yang masih dapat dilihat dan diperagakan
hingga saat ini. Perlu ada upaya serius untuk
melestarikan dengan berbagai kebijakan
Pemerintah Daerah agar pakaian adapt ini tidak
punah ditelan arus zaman. Perlu ad aide kreatif
untuk mempertahankannya misalanya dengan
menggelar Show Busana Adat Bima atau
menetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
pelestarian Pakaian Adat Bima. (Sumber
Ensiklopedia Bima, Muslimin Hamzah)
Category: Budaya Bima | Leave a Comment
Rimpu Author: nhyae Aug 11
1
Budaya Rimpu Mbojo di persimpangan
Jaman
Posted Filed under Blogger Contest
Tak kala saya
masih kecil dan hidup di sebuah pedesaan di
kabupaten bima tepat nya di kecematan BELO
(desa tonggorisa) saya sangat senang sekali
dengan keadaan desa yang begitu damai
tentram dan sejahtera. Hampir setiap hari saya
jarang sekali melihat muka para kaum hawa
(bukannya saya buta) dan tidak ada bagian
tubuhnya yang seksi kelihatan sama sekali ini
semua dikarenakan mereka memakai cadar ala
ninja atau kalau orang BIMA bilang Rimpu
mbojo (sarung yang dipakai persis ninja) dan
saya sangat senang sekali melihat hal ini semua
dan ini sudah menjadi budaya bima karena
kemana-mana mereka selalu memakainya.
Namun setelah saya dan keluarga pindah ke
KOTA BIMA saya pun masih melihat kaum hawa
yang memakai RIMPU.(kalau teman yang belum
tahu bima sedikit saya kasih tahu kalau bima
itu merupaka daerah yang ada di Pulau
sumbawa dan masuk Kedalam Propinsi NTB)
Namun perjalanan Roda Jaman memang terlalu
cepat berputar pengaruh modernisasi dan
trend masa kini telah melanda daerah ku
tercinta (BIMA) ini terlihat dari corak dan
mode yang di pakai kaum hawa saat ini..saya
seperti melihat suatu pemandangan yang luar
biasa berubahnya karena di kota ini kaum
hawa kelihatan seperti manusia yang tidak
memakai baju karena liuk-liuk tubuhnya yang
seksi kelihatan sangat jelas dan tentu saja ini
bisa menimbulkan birahi kaum adam apalgi
bagi si lelaki buaya ini merupakan lahan yang
basah untuk di pelototi. Ini semua adalah
korban dari keganasan jaman yang makin
moderen dan dibarengi dengan si Pelaku yang
tidak mau menyaring serta mengklarifikasi dulu
apa ini baik atau tidak apa ini bertentangan
dengan budaya atau tidak dan lebih dengan
ketentuan agama. Namun ini semua telah
terjadi dan budaya RIMPU tinggalah kenangan
saja karena kaum hawa sekarang ini tidak lagi
begitu mau mengikuti saran dan kata-kata
orang tua kalau dilarang pasti di jawabnya
seperti ini “ini kan jaman moderen kalau pakai
rimpu tidak gaul gitu” (kata ini pernah saya
dengar karena yang bilang masih kerabat jauh
saya!!! Tapi alhamdulillah sekarang walaupun
tidak memakai rimpu dia mengganti dengan
Jilbaber) inilah salah satu contoh yang bisa
menyebabkan budaya itu runtuh karena anak
cucu tidak mau mengikuti saran-saran dari
orang tua atau dewasa..dan lebih kejamnya lagi
karena pengaruh modernisasi bukan saja
melanda kota yang baru saya tempati tapi udah
merembes ke desa yang pernah saya tinggal
dulu dan didesa hanya sebagian kaum hawa aja
yang masih bertahan untuk memakai rimpu
tersebut yaitu hanya ibu-ibu dan nenek-nenek
saja. Melihat dari fenoma ini pengaruh
modernisasi itu bisa masuk lewat:
1.Orang bule yang suka jalan pakai baju dalam
aja
2.Karena kebanyakan nonton sinetron anak
muda atau ABG
3.Karena tidak mau di bilang ketinggalan jaman
4.DLL
Semoga ada para kaum hawa dari daerah saya
yang nyasar ke blog ini dan membaca tulisan
ini dan merenungi kembali akan budaya RIMPU
yang hamper punah ini…

semoga Artikel yg sya Post ini bisa bermanfaat buat Agan smua..

kalembo mena ade...!!!

Adat bima

TEMBE MUNA
Tenun Ikat Bima pernah dikenakan oleh
Kepala-Kepala Negara pada Pertemuan APEC di
Bali beberapa Tahun Lalu. Termasuk dikenakan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
saat menyampaikan Visi Misinya sebagai Calon
Presiden di hadapan Anggota KADIN pada
Pemilu Pilpres Tahun 2009. Hal ini tentunya
menjadi sebuah kebanggan bahwa daerah kecil
di ujung timur NTB ini memiliki segudang
potensi alam dan budaya yang perlu
dikembangkan.
Secara umum busana atau pakaian adat Bima
hampir sama dengan Sulawesi Selatan. Hal itu
diperkuat dengan ikatan sejarah bahwa Bima
dengan Makasar, Gowa, Bone dan Tallo itu
memiliki hubungan dan ikatan kekeluargaan
serta kekerabatan. Proses pembauran dan
asimilasi budaya itu telah berlangsung lama
dan mempengaruhi juga cara berbusana dan
motif busana yang dikenakan. Meskipun ada
beberapa perbedaan antara busana adat Bima
dengan Sulawesi Selatan.
Warna yang menonjol dalam pakaian adat Bima
antara lain hitam, biru tua, coklat, merah dan
kemerah-merahan serta putih. Untuk pakaian
wanita memakai kain sarung kotak-kotak yang
dikenal dengan sebutan Tembe Lombo.
Disamping pakaian sehari-hari pakaian adat
juga diatur oleh pihak Kesultanan. Yang diatur
oleh Majelis Adat yang disebut KANI SARA.
Prosedur dan Tata Cara pemakaiannya pun
telah diatur dalam ketetapan Hadat.
Menurut Muslimin Hamzah ada empat
golongan pakaian adat sehari-hari masyarakat
Bima. Pertama, pakaian yang digunakan secara
umum sebagai pakaian harian atau pakaian
untuk acara resmi. Kedua, pakaian Dinas Para
Pejabat Kesultanan. Ketiga, Pakaian Pengantin,
baik yang dipakai oleh golongan bangsawan,
golongan menengah, maupun golongan
masyarakat umum termasuk pakaian untuk
khitanan. Keempat, Pakaian Penari.
Dalam kehidupan sehari-hari orang Bima
mempunyai pakaian sendiri. Khusus untuk
wanita meliputi Baju Poro. Baju ini terbuat
dari kain yang agak tipis tetapi tidak tembus
pandang. Umumnya berwarna biru tua, hitam,
coklat tua dan ungu. Bagi gadis-gadis Bima
biasanya memakai warna ungu atau coklat tua.
Para wanita pun memakai aneka perhiasan
seperti gelang, anting dan lain-lain. Namun
terlarang untuk memakai secara berlebihan.
Kaum Pria mempunyai pakaian sehari-hari yang
khas. Yang lazim adalah Sambolo atau Ikat
Kepala. Umumnya bercorak kotak-kotak dan
dihiasi tenunan benang perak/emas. Terkadang
lelaki memakai baju kemeja atau baju lengan
pendek atau jas tutup dengan warna putih atau
hitam atau warna cerah lainnya. Untuk sarung
biasanya memakai sarung pelekat yang dikenal
dengan nama Tembe Kota Bali Mpida yang
bercorak Kotak-kotak atau memaki Tembe
Nggoli yang pemakaiannya agak panjang atau
terjurai pada bagian depannya.
Untuk hiasan kaum pria memakai Salampe,
sejenis dodot yang dililitkan dipinggang.
Biasanya salampe berwarna dasar kuning,
merah, hijau dan putih. Bagi orang dewasa
biasanya menyelipkan pisau pada lilitan
Salampe. Letaknya agak ke kiri pusar,
sedangkan hulunya agak terjurai ke kanan.
Pakaian dan busana adat Bima sangat banyak.
Ini adalah kekayaan dan kearifan masa silam
yang seharusnya dipertahankan dari terpaan
arus globalisasi saat ini. Hanya beberapa saja
yang masih dapat dilihat dan diperagakan
hingga saat ini. Perlu ada upaya serius untuk
melestarikan dengan berbagai kebijakan
Pemerintah Daerah agar pakaian adapt ini tidak
punah ditelan arus zaman. Perlu ad aide kreatif
untuk mempertahankannya misalanya dengan
menggelar Show Busana Adat Bima atau
menetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
pelestarian Pakaian Adat Bima. (Sumber
Ensiklopedia Bima, Muslimin Hamzah)
Category: Budaya Bima | Leave a Comment
Rimpu Author: nhyae Aug 11
1
Budaya Rimpu Mbojo di persimpangan
Jaman
Posted Filed under Blogger Contest
Tak kala saya
masih kecil dan hidup di sebuah pedesaan di
kabupaten bima tepat nya di kecematan BELO
(desa tonggorisa) saya sangat senang sekali
dengan keadaan desa yang begitu damai
tentram dan sejahtera. Hampir setiap hari saya
jarang sekali melihat muka para kaum hawa
(bukannya saya buta) dan tidak ada bagian
tubuhnya yang seksi kelihatan sama sekali ini
semua dikarenakan mereka memakai cadar ala
ninja atau kalau orang BIMA bilang Rimpu
mbojo (sarung yang dipakai persis ninja) dan
saya sangat senang sekali melihat hal ini semua
dan ini sudah menjadi budaya bima karena
kemana-mana mereka selalu memakainya.
Namun setelah saya dan keluarga pindah ke
KOTA BIMA saya pun masih melihat kaum hawa
yang memakai RIMPU.(kalau teman yang belum
tahu bima sedikit saya kasih tahu kalau bima
itu merupaka daerah yang ada di Pulau
sumbawa dan masuk Kedalam Propinsi NTB)
Namun perjalanan Roda Jaman memang terlalu
cepat berputar pengaruh modernisasi dan
trend masa kini telah melanda daerah ku
tercinta (BIMA) ini terlihat dari corak dan
mode yang di pakai kaum hawa saat ini..saya
seperti melihat suatu pemandangan yang luar
biasa berubahnya karena di kota ini kaum
hawa kelihatan seperti manusia yang tidak
memakai baju karena liuk-liuk tubuhnya yang
seksi kelihatan sangat jelas dan tentu saja ini
bisa menimbulkan birahi kaum adam apalgi
bagi si lelaki buaya ini merupakan lahan yang
basah untuk di pelototi. Ini semua adalah
korban dari keganasan jaman yang makin
moderen dan dibarengi dengan si Pelaku yang
tidak mau menyaring serta mengklarifikasi dulu
apa ini baik atau tidak apa ini bertentangan
dengan budaya atau tidak dan lebih dengan
ketentuan agama. Namun ini semua telah
terjadi dan budaya RIMPU tinggalah kenangan
saja karena kaum hawa sekarang ini tidak lagi
begitu mau mengikuti saran dan kata-kata
orang tua kalau dilarang pasti di jawabnya
seperti ini “ini kan jaman moderen kalau pakai
rimpu tidak gaul gitu” (kata ini pernah saya
dengar karena yang bilang masih kerabat jauh
saya!!! Tapi alhamdulillah sekarang walaupun
tidak memakai rimpu dia mengganti dengan
Jilbaber) inilah salah satu contoh yang bisa
menyebabkan budaya itu runtuh karena anak
cucu tidak mau mengikuti saran-saran dari
orang tua atau dewasa..dan lebih kejamnya lagi
karena pengaruh modernisasi bukan saja
melanda kota yang baru saya tempati tapi udah
merembes ke desa yang pernah saya tinggal
dulu dan didesa hanya sebagian kaum hawa aja
yang masih bertahan untuk memakai rimpu
tersebut yaitu hanya ibu-ibu dan nenek-nenek
saja. Melihat dari fenoma ini pengaruh
modernisasi itu bisa masuk lewat:
1.Orang bule yang suka jalan pakai baju dalam
aja
2.Karena kebanyakan nonton sinetron anak
muda atau ABG
3.Karena tidak mau di bilang ketinggalan jaman
4.DLL
Semoga ada para kaum hawa dari daerah saya
yang nyasar ke blog ini dan membaca tulisan
ini dan merenungi kembali akan budaya RIMPU
yang hamper punah ini…

semoga Artikel yg sya Post ini bisa bermanfaat buat Agan smua..

kalembo mena ade...!!!

Kisah Cinta Jarak Jauh

KISAH CINTA JARAK JAUH


 Cerita Sedih kali Ini Patut di Jadikan Pelajaran - Hubungan jarak jauh .

Cowok Chat ceweknya :

Cowok : hai, good morning jangan lupa sarapan ya ..
Cewek : *ga bales...
Cowok : aku udah mau berangkat kerja,, kamu...hati-hati ya :D
Cewek : *ga bales..
Cowok : aku udah kerja,, kamu udah makan ?? Makan yg banyak ya??
Cewek : *ga bales..
Cowok : meski kamu ga pernah bales Chat aku, aku akan tetep sms kamu... :) jangan lupa makan malem yaa :)
Cewek : *ga bales..
Malam pun Tiba sang cewek belom juga membalas chat dari si cowok.
Dan biarpun si cewek nggak pernah balas chat nya .. Si cowok masih tetap chat sang kekeasih nya..

Cowok : entar kalo mau tidur jangan lupa sikat gigi ya Goodnight semoga mimpi indah ya
Cewek : *tetep ga mau bales...

Dan Pagi pun kembali Tiba..

Cowok : selamat pagi sayang, janganlupa gosok gigi..cuci muka terus, sarapan ya !
Cewek : *ga bales..
Cowok : hari ini aku ga kerja,aku mau pergi ke rumah sakit
Dan akhirnya Si Cewek pun Nge Balas Chat nya Si Cowok.

Cewek : Siapa yang sakit,, :( kamu?? Sakit apa??
Cowok : Hehehhe, ga ada kok,ga ada yg sakit,cuman Ingin kesana aja, lagian aku juga kangen sama bbm kamu kalo ga kek gini kamu juga gabales sms aku :D :D*seneng BangetBbmnya di bales!
Cewek : *Ga bales lagi..
Cowok : kamu marah ya:(? Ya udah aku minta maaf,| aku kan cuma kangen kamu :( bukan mau ngerjain:(Cewe : *ga bales...Cowo : aku tau kamu marah, ya udah mungkin mulai besok aku ga akan ganggu kamu lagi, Ga sms kamu lagi aku minta maaf ya Aku juga udah maafin kamu kok:) Jaga diri baik baik, aku akan merindukanmu...­ ­. :)

Setelah itu sang cowok pun tak pernah sms si cewek lagi,hingga buat si cewe merasa bersalah, akhirnya si cewe bbm dia kembali..

Cewe : ya, aku maafin kamu:) aku juga akan jaga diri baik baik:) Emang kamu mau kemana?Kemudian dibalesin : "jangan sms ke sini lagi kakak udah meninggal,, hari ini pemakamannya kalo kakak bisa, dateng ya" Sms yang ngirim adik si cowok.
Cewek ::'(:'(:'(:­ ­'(

Bukan hanya cewek tapi juga cowok..hargai lah usaha seseorang..yang­ ­memberimu perhatian dan kasih sayang, karena kita ga pernah tau,,kapan mereka pergi dan terus menghilang sebelum kita mengucapkan terimakasih...

kali ini IpuL akan Ngepost Tentang Hubungan jarak jauh...

Cadar dan Rimpu Mpida (Relevansi Busana Muslimah dan Busana Tradisional Perempuan Bima)CADAR DAN RIMPU MPIDA : RELEVANSI BUSANA MUSLIMAH DAN BUSANA TRADISIONAL PEREMPUAN BIMA( STUDI KASUS DI DESA PADENDE KEC. DONGGO KAB. BIMA)A. Latar BelakangModernisasi adalah salah satu turunan dari faham Modernisme yang akan terus memiliki daya tarik dan takkan pernah habis untuk diperbincangkan saat ini dan hinggasaat yang akan datang. Modernismebila dibandingkan dengan berbagai isme-isme yang lain seperti juga rasionalisme, relativisme, empirisme dan sebagainya, telah banyak memberikan suatu perubahan yang mendasar bagi peri kehidupan manusia sejak terjadinya revolusi peradaban baru manusia dari kehidupan abad kegelapan menuju suatu zaman pencerahan.Bersamaan dengan datangnya modernisasi, maka segala bentuk dangayakehidupan masyarakat umum mengalami perubahan yang signifikan, perubahan itu dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, teknik informasi,gayatekhnologi hingga kebiasaan (lifestyles) dan budaya pun ikut berubah. Perubahan tidak dapat dielakan, pergerakannya menggelinding dari macam system dunia hingga menembus ruang danwaktu ke masyarakat dan budaya di pedesaan. Kita mencoba membuka perjalanan masa silam dan mengingat potongan file-file lama (sejarah), dimana budaya dan kebudayaan Islam pernah menduduki peringkat tertinggi di berbagai belahan dunia.Di Indonesia dapat kita lihat bahwa bahwa kehidupan dan budaya masyarakat sangat kental dengan agama (Religius). Ketika Islam datang atau masuk ke Indonesia yang dibawa oleh para Mu’alim dari berbagai Negeri Islam,masyarakat sangat menerima ajaran Islam terutama dari gaya hidupnya dan budaya yang diperkenalkan Islam itu sendiri sehingga Negara Indonesia terkenaldengan negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia, begitupun dalam penyebaran Islam di negeri tercinta ini, wali songo sebagai penyebar Islam begitu memperhatikan budaya khususnya cara seorang berpakaian yang menutup aurat. Sehingga di berbagai sudut desa masyarakat sangat menjunjung tinggi budaya hasil produk dari Islam, contohnya budaya cadar atau jilbab yang merupakan identitas seorang manusia muslimah. Ketika zaman dimana Islam itu jaya kita dapat membedakan antara Muslimah danNon Muslimah hanya dari pekaiannya.Artinya : “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.” (QS. An Nur: 31)Ibnu Mas’ud berkata tentang perhiasan yang (biasa) nampak dari wanita: “(yaitu) pakaian”[1]. Dengan demikian yangboleh nampak dari wanita hanyalahpakaian, karena memang tidak mungkin disembunyikan.Bersamaan dengan datangnya modernisasi maka ciri-ciri kesejatian muslimah itu punsedikit demi sedikit mengalami suatu perubahan, berganti, dan hilang. Hingga saat ini kita sebagai seorang muslim mengalami kesulitan yang hakiki dalam mengenali saudara seaqidah bukan karena keyakinan tetapi karena penampilan.Seiring dengan perkembangan zaman, lebih-lebih ketika zaman modern sekarang, kitadapat melihat begitu pesatnya wanita yang mengenakan pakaian jilbab, mulai dari mahasiswi, para artis, anak-anak sekolah hingga ibu-ibu pengajian dan sebagai seorang muslim kita perlu mensyukurinya,Namun pada saat yang sama pula kita akan merasa begitu sedih terhadap kondisi yang sama, sebab semakin hari jilbab tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya akan tetapi busana ini mengalami transformasi yang begitu besar. Jilbab yang tadinya adalah pakaian taqwa sesuai dengan syariat kini terakumulasi menjadi kerudung gaul yang fungsinya hanya sebatas model saja tanpa ada nilai taqwa yang terkandung di dalamnya atau lebih spesifiknya lagi hanya sebagai perhiasan sajaDi Indonesia pada zaman kerajaan-kerajaan Islam sebelum penjajahan Belanda, ketika itu terkenal kerajaan Islam dari Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi, maka dari kerajaan-kerajaan tersebut membentuk budaya dengan tiga pola, yaitu:pertama,Pola samudra pasai,kedua,Pola Jawa, danketiga,Pola Sulawesi selatan yang nantinya dari sinilah islam menyebarkan sayapnya ke Bima pada abad ke-16 M.Bima adalah salah satu dari daerah dari ribuan daerah di tanahIndonesiayang terkenal dengan masyarakatnya yang religius. Dr. Peter Cery dalam bukunya “Asal usul Perang Jawa, Sepoy dan Lukisan Raden Saleh” yang dikutip oleh M. Hilir Ismail dalam tulisannya “Menggali PustakaTerpendam” (Butir-butir Mutiara Budaya Mbojo), mengatakan Suku Mbojo sebagai salah salah satu darisekian banyak suku bangsa di Nusantara, terkenal taat dalam menjalankan perintah Agama Islam (terutama masa lalu). Bahkan ada sejarahwan yang mengatakan bahwa “Kesultanan Bima merupakan kesultanan diIndonesiabagian timur yang tersohor karena ketaatannya pada agama Islam”. Karena itu adat mereka tidak bertentangan dengan norma Islam.[2]Islam masuk ke tanah Bima melalui pelabuhan Sape pada Tahun 1028 H bertepatan dengan Tahun 1617 M. misi Islam Sultan Gowa penuh dengan kedamaian dengan melalui jalur perdagangan dan keluarga. Hal itu dijelaskan dengan suratnya Daeng Malabo kepada keluarganya di Sape, yakni Ruma Bumi Jara penguasa Sape. Utusan berjumlah 4 orang dengan membawa bingkisan untuk Mangkubumi atau Tureli Nggampo.[3]Bahasa Bima (Nggahi Mbojo) merupakan bahasa setempat yang dipakai sehari-hari di Kabupaten Bima dan Dompu yang dikenal dengan sebutan Nggahi Mbojo, begitu pula dengan budaya Bima disebut “Budaya Mbojo” juga suku masyarakatnya dikenal dengan sebutan “Dou Mbojo”Berbicara tentang budaya, maka kita tidak boleh menafikan bahwa kita sedang berbicara tentang adat dan kebiasaan dan juga tentu di dalam sebuah masyarakat yang notabene adalah komunitas Islam, maka adat dan budaya itu sangatlah erat hubungannya dengan apa yang disebut dengan etika dan moral (akhlak).Dalam hal budaya, Bima (Mbojo) dikenal dengan budayanya yang kental dengan warna Islam sehingga apapun bentuk budaya dan kebiasaan asing sulit untuk masuk ke dalam kebiasaan masyarakat Mbojo setempat (masa dulu). Dalam hal pakaian atau style, dou Mbojo dikenal dengan pakaiannya yang longgar dan menutup aurat yang disebut dengan “Budaya Rimpu ”. Budaya ini adalah budaya yang secara turun temurun yang diwasiatkan oleh nenek moyang Dou Mbojo terdahulu yang diproklamirkan sebagai budaya Mbojo yang Islami sejak tahun 1640 M. yang dipertahankan dan dilestarikan hingga sekarang karena budaya Rimpu ini terbukti mampu merubahdan menjaga kaum wanita dewasa (hawa) suku Mbojo dari hal-hal yang tidak diperkenankan oleh Islam seperti memamerkan aurat kepada yang bukan muhrim dan hal-hal yang berbau maksiat dan mampu menjadikan gadis-gadis suku Mbojo sebagai perempuan yang berakhlak mulia. Budaya Rimpu ini sejalan dengan budaya dan kewajiban dalam Islam yaitu kewajiban menutup aurat atau berhijab (berjilbab) yang dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi banyak kita jumpai perintah berjilbab atau menutup aurat, larangan memperlihatkan aurat kepada bukan muhrim, berpakaian yang berbentuk (ketat) dan sejenisnya.[4]Namun sangat ironis sekali budaya yang begitu mulia ini, sejalan dengan arus globalisasi dan modernisasi sedikit demi sedikit mulai dilupakan dan ditinggalkan oleh perempuan-perempuan muslimah khususnya di tanah Bima(Dana Mbojo).Dari berbagai penjelasan di atas, penulis bermaksud menuangkannya melalui penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul: “CADAR DAN RIMPU MPIDA : RELEVANSI BUSANA MUSLIMAH DAN BUSANA TRADISIONAL PEREMPUAN BIMA (STUDI KASUS DI DESA PADENDE KEC. DONGGO KAB. BIMA).B. Rumusan MasalahMengingat luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka penelitian ini akan dibatasi pada: “Relevansi Busana Muslimah (Cadar) dan Busana Tradisonal Perempuan Bima (Rimpu Mpida) Studi Kasus di Desa Padende Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat.Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, makadi sini penulis memberikan perumusan, antara lain:1. Bagaimana sejarah dan peran Budaya Rimpu dalam kehidupan Masyarakat Bima?”2. Faktor apa saja yang melatar belakangi pergesaran Budaya Rimpu dalam masyarakat Bima? (Studi Kasus)3. Bagaimana islam memandang cadar dan hukum – hukum yang mendukungnya?4. Apa hubungannya antara cadar dan rimpu mpida?C. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan PenelitianTujuan diadakannya penelitian ini tiada lain adalah:a. Untuk mengetahui kedudukan Budaya Rimpu dalam konteks masyarakat Bima.b. Untuk mengetahui hukum-hukum dan pandangan islam tentang cadarc. Untuk mengetahui hubungan antara cadar dan rimpu.d. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pergeseran budaya rimpu di masyarakat Bima.2. Manfaat Penelitiana. Untuk melengkapi tugas akhir dan persyaratan mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Bimab. Manfaat teoritis: menambah khazanah pengetahuan dalam bidang sosial dan budaya serta keterkaitannya dengan Islam.c. Manfaat praktis: agar masyarakat mengetahui bagaimanapentingnya peranan pakaian dalam mendidik anak (dalam kaitannya dengan kepribadian dan akhlak) khususnya dalam pembiasaan pakaian yang baik. Sehingga diharapkan kepada pemerintah danmasyarakat secara umum untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal yang sesuai dengan ajaran syar’i karena merupakan salah satu kekayaan yang berharga.D. Penegasan Istilah JudulUntuk menghindari terjadinya kekeliruan dan kesalahan didalam menafsirkan istilah judul, maka penulis disini perlu menegaskan arti istilah yang diperlukan pada judul skripsi ini antara lain :1.CadarCadar adalah kain penutuokepala atau muka bagi perempuan.[5]Mayoritas (Jumhur) ulama mengatakan bahwacadaradalah model pakaian yang menutupi wajah kecuali mata dan alis, namundalam menetapkan hukum cadar mereka memiliki pendapat yang berbeda sesuai dengan pemahaman masing – masing dalam menafsirkan dalil dan ayat yang ada.[6]2.Rimpu MpidaRimpu menjadi cerminan masyarakat Bima yang menjunjung tinggi nilai keislaman, selain itu jugabuat melindungi diri ketika beraktivitas di luar rumah.Rimpu, ada 2 model.a. Rimpu mpida,, khusus buat gadis Bima atau yg belum berkeluarga. Model ini jg sering disebut cadar ala Bima,, Dalam kebudayaan masyarakat Bima, wanita yg belum menikah tidak boleh memperlihatkan wajahnya, tapi bukan berarti gerak-geraknya dibatasi.b. Rimpu colo,, ini rimpu buat ibu2.Mukanya sudah boleh kelihatan. Di pasar2 tradisional, masih bisa ditemukan ibu2 yang memakai rimpu dengan sarung khas dari bima (tembe nggoli).[7]3.RelevansiRelevansi berasal dari katarelevan atau kait-mengkait; bersangkut paut; berguna secara langsung, kemudian diperjelas dengan kata relevansi yang berarti hubungan atau kaitan.[8]4.Busana MuslimahBusana Muslimah berasal dari dua suku kata yaitu; Busana yang berarti pakaian atau baju, dan muslimah yang berarti perempuan penganut agama islam atau yang lebih dikenal dengan perempuan muslim. Jadi busana muslimah adalah pakaian yang digunakan perempuan muslim[9]5.Busana TradisionalBusana tradisional berasaldari dua suku kata yaitu; Busana yang berarti pakaian atau baju, dan tradisional yang berarti sikap dan cara berpikir serta bertindak yang berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Jadi busana tradisional adalah busana adat yangdiwarisi secara turun temurun.[10]E. Metododologi Penelitian1. Metode PenelitianDalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian untuk mencari dan mengumpulkan data yang bersifat kualitatif atau non statistik yaitu data yang bentuk kalimat-kalimat bukan berbentuk angka-angka.2. Metode Pengumpulan DataDi dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu :- Observasi, adalah teknik pengumpulan data yang dialkukan dengan cara mengadakan pengamatan yang menggunakan mata dan telinga secara langsung tanpa melalui alat bantu yang terstandar,[11]di sini penulis secara langsung mengadakan pengamatan di lapangan dengan tujuan memperoleh data.- Interview, merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mewancarai responden secara langsung. Disini penulis langsung terjun ke lokasi penelitian guna memperoleh data lewat cerita – cerita sejarah dari tokoh masyarakat.- Dokumentasiadalah cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada yang diperlukan oleh peneliti, seperti Sejarah Kebudayaan Bima disini peneliti mencatat dokumen yang dimiliki oleh Museum Samparaja Bima Pusat Penelitian Kebudayaan Bima.3. Teknik Analisa DataDalam menganalisa data, adapun metode yang digunakan penulis dalam pengolahan data tersebut dengan menganalisa data di lapangan apa adanya, yakni dengan menggunakan analisis kualitatif yakni menganalisa melaluipendekatan sosial budaya. Tujuannya adalah untuk mencari pengertian-pengertian atau untuk memahami konsepsi-konsepsi yangsedang dibahas. Dengan demikian, skripsi ini bersifat deskriptif analisis.4. Pengujian Keabsahan DataDalam menguji keabsahan data ini peneliti menggunakan tiga langkah yaitu :a. Kroscek data atau verifikasi datayaitu melakukan pemeriksaan data benar atau tidaknya hasil penelitian yang telah dilakukan dengan berulang ulangb. Keseringan di lokasi penelitian adalah peneliti sering berada di lapangan pada saat melakukan penelitian sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkanc. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yangmemanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.F. Sistematika PenulisanPada garis besarnya pembahasan skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian :1.Bagian muka, bagian ini memuat :halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto, kata pengantar dan daftar isi.2.Bagian isi, skripsi yang terdiri dari 5 (lima) bab dan beberapa subbab. Untuk lebih jelasnya secara rinci diterangkan sebagai berikut :Pada BAB I yang merupakan bab Pendahuluan akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah judul, metodologi penelitian, dan sitematika penulisan.Sedangkan pada BAB II yang merupakan Landasan Teori akan membahas tentang sejarah singkat “Dana Mbojo” dan Budaya RimpuSelanjutnya pada BAB III yang merupakan gagasan metode pendidikan Budaya sebagai alat untuk mencapai tujuan penanaman moral Islami akan membahas tentang pandangan islam akan cadar dan rimpu, telaah teoritis terhadap cara berbusana menurut ajaran islam.Pada BAB IV yang merupakan inti dari penulisan skripsi akan membahas tentang metode pendidikan Budaya sebagai alat untuk mencapai tujuan penanaman moral Islami yang akanmembahas tentang pergeseran budaya rimpu dan pengaruhnya model busana remaja Bima.Pada BAB V yang merupakan bab penutup dari seluruh rangakaian penulisan skripsi ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran-saran.

www.infoBima.com

AssalamualaikumSebagai seorang muslim, kita dididik untuk menyakini 6 perkara dalam rukun iman. Antaranya, beriman kepada Allah. Dimana kitayakin Allah itu wujud dan satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan ditaati. Yang Maha melihat setiap apa yang kita lakukan didunia ini. Yang menggerakkan setiap zat-zat di dunia ini dan pemilik hakiki alam semesta.Kita juga harus yakin, setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada Allah. Kita hanyalah pinjaman, orang yang kita sayangi juga adalah pinjaman dariNya. Cuma kadang-kadang kita terlupa dan terasa seakan kita hidup untuk selamanya, terleka dengan dunia. Suatu perkara yang bisa membantu kita berpijak dibumi yang nyata ialah MENGINGATI KEMATIAN. Saya, kamu, dan awak...kita semua pasti akan merasainya. Tetapi apakah kita sudah bersedia? Amalan kita bagaimana? Sesuatu yang perlu kita ambil peduli. Tanyakan pada diri, apakah yang kita akan bawa sesudah kita mati? Adakah wajah yg cantik? Adakah body yg megancam? Adakah suara yang lunak? Adakah populariti didunia? Beribu follower diblog dan facebook, juga instagram? Tidak~!!...apa yang kita bawa hanyalah amal soleh. Allahurabbi.. ="( Ampunilah dosa kami. Bantulah kami dalam mengejar akhiratMu, bukan dunia semata-mata. Dunia yang semakin membutakan mata hati kami. ="(Bacalah satu entry disini, moga ianya dapat memberikan kita kesedaran, keinsafan, seterusnya membantu kita dalam menjadi hambaNya yang lebih baik. http://tempatdakwah.wordpress.com/2012/04/07/orang-cerdas-adalah-mereka-yang-selalu-mengingat-mati/

http://tempatdakwah.wordpress.com/2012/04/07/orang-cerdas-adalah-mereka-yang-selalu-mengingat-mati/